Total Tayangan Halaman

Senin, 21 Desember 2015

Ibu Karir atau Ibu Rumah Tangga

Ibu Karir atau Ibu Rumah Tangga


Pilih mana? Mempunyai ibu seorang wanita karir dengan kesibukan di luar rumah ATAU mempunyai ibu yang hanya di rumah dengan kesibukan mengurus anak dan suaminya? Kita bebas memilih tapi kita susah untuk memaksakan.
Keistimewaan ibu yang berkarir sangat banyak, mempunyai wawasan luas, jaringan teman yang banyak, pengalaman yang banyak, sumber ilmu yang bermacam-macam, dan masih banyak lagi.
Mempunyai ibu dengan kesibukan di rumah pun juga sangat istimewa, bisa lebih banyak waktu untuk lebih konsentrasi mengurus rumah mengurus anak. Dan tak selamanya ibu rumah tangga itu tak berwawasan luas, mereka tetap bisa epunyai karir yang luar biasa walaupun di rumah.

Memang sangat beda ketika seorang anak  dengan ibu seorang wanita karir dan ibu yang fokus mengurus keluarganya (ibu rumah tangga). Apa memang bedanya? Apakah anak dari ibu karir, kurang akan kasih sayang? Intensitas bersama yang sempit? Komunikasi yang singkat? Aah itu curhatanmu...... Memang benar, namun itu semua tergantung bagaimana komitmen dalam keluarga tersebut dibuat dan dilaksanakan. Sebenarnya, agak sedikit protes dengan yang terjadi sekarang. Terlahir dari seorang ibu yang pernah menjadi ibu rumah tangga selama bertahun –tahun dan juga ibu dengan karir. Jadi, pernah merasakan punya ibu rumah tangga dan ibu wanita karir. Enak mana? Kalau disuruh menjawab detik ini juga, akan saya jawab IBU RUMAH TANGGA. Sedikit iri dengan teman-teman yang mempunya ibu dengan karir di rumah. Loh? Kenapa? Bukannya sekarang lebih baik dengan beliau berkarir? Aaah entahlah. Saat dulu masih menjadi ibu rumah tangga memang urusan apapun beres bersamanya. Apakah setelah berkarir kamu kehilangan semua? TIDAK. Alhamdulillah Tuhan memberikanku Ibu dengan kehebatan yang luar biasa. Sebelum pergi meinggalkan rumah, semua urusan sudah beres tak akan lagi ada orang yang protes, rapi, bersih, lengkap, beres. Lalu? Saat masih SMP SMA pun tidak ada masalah dengan karir Ibu. Pagi sebelum berangkat masih melihat ibu, sore pulang sudah ada ibu, malam pun bersama nya walaupun masih sibuk dengan urusannya. Tapi sekarang, sudah tinggal jauh darinya, hanya bisa bertemu saat pulang, itupun rasanya hanya sekejap karena kesibukannya, belum bisa menjenguk keberadaanku disini, tak bebas telfon diwaktu luangku atau waktu luang beliau, belum tentu pesanku dibalas dengan cepat, belum tentu pula setiap hari mengirim pesan buatku. Hei, kamu kurang bersyukur. Coba lihat teman-teman yang saat waktu luangnya belum tentu berjumpa dengan sosok ibunya. Namun apa salahnya ketika beliau masih sehat dan akan terus sehat kita sesering mungkin menyapanya, berengkrama dengannya tanpa penghalang, bukan hanya sekedar dalam do’a.
Ketika ada pertanyaan seperti ini, Lalu kedepannya kamu memilih tetap berkarir di luar atau akan berkarir di rumah? Hanya bisa menyerahkan pada takdir yang Kuasa dan restu imamku kelak. Namun tergambar jelas, menjadi sosok seperti ibuku sangat aku idamkan tapi jangan ada kecemburuan dengan ini semua.

Bagaimana-pun ibu kita, takdir Tuhan telah membawanya untuk menjadi orang yang hebat dibidangnya masing-masing. Dan seperti apapun ibu kita, dialah orang terhebat di bumi ini yang telah melahirkan kita untuk bisa ada di dunia ini. Pada ibu lah kita pernah menitipkan napas, pada ibu juga kita pernah menitipkan rasa lapar dan haus, dan sangat terasa pada ibulah kita pernah menitipkan hidup kita. Tak hanya itu, pada ibu juga ALLAH menitipkan surga-Nya ditelapak kaki yang siap kita gapai. Happy mother’s day for my mom, my hero, my teacher, my friendship, my patner, my lovely, my everything.



»»  READMORE......